INDRAMAYU - Kekurangan
guru di Kabupaten Indramayu sepertinya bakal semakin parah apabila pemerintah
pusat tidak merubah kebijakan terkait pengangkatan guru. Sebab, pada tahun 2018
nanti, jumlah guru yang pensiun di Kabupaten Indramayu mencapai puncaknya. Mereka
adalah para guru angkatan tahun 1970-an.
“Memang, tahun 2018 nanti banyak sekali guru PNS yang akan
pensiun. Ini tentunya akan menjadi masalah bagi dunia pendidikan kita,” kata
Sekda Indramayu H Ahmad Bahtiar SH, usai peresmian Gedung Balai Wartawan dan
Konferwil PWI Indramayu 2017.
Bahtiar menyatakan, kekurangan guru itu sebenarnya bisa
diatasi jika pemerintah pusat memberi kewenangan kepada bupati untuk mengangkat
guru honorer. Namun realitanya, pemerintah pusat melarang bupati melakukan hal
itu. Padahal, guru angkatan 1970-an akan habis pada tahun 2018-2019. “Memang
sangat dilematis. Kita masih membutuhkan banyak guru, tapi di sisi lain
regulasi yang ada justru melarang bupati mengangkat guru honorer,” ujar
Bahtiar.
Menyinggung soal kesiapan APBD Indramayu jika nanti bupati
diperbolehkan mengangkat para guru honorer, Bahtiar menegaskan bahwa anggaran
harus siap. Soalnya, keberadaan guru honorer memang sangat penting untuk
menutupi kekurangan guru dalam mengajar para siswa.
Bahtiar menambahkan, menyangkut kekurangan guru saat ini,
Dinas Pendidikan sudah diberi tugas untuk menginventarisir. Selain memastikan
jumlahnya, juga untuk mengetahui secara pasti kekurangan guru, terutama untuk
mata pelajaran apa.
Seperti diketahui, Kabupaten Indramayu hingga kini masih
kekurangan ribuan guru sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP).
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Dr HM Ali Hasan MPd menyebutkan,
total kebutuhan guru di Kabupaten Indramayu mencapai sekitar 13 ribu orang.
Dari jumlah itu, jumlah guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) hanya 60
persennya. (radar cirebon)
No comments:
Write comment