Dermayupos - Negara
: Indonesia, Luas : 56,05 km², Provinsi : Jawa Barat, Kabupaten: Indramayu,
Pemerintahan : Camat Drs.H. Prawoto, Jumlah penduduk : 88.468 jiwa (sensus
penduduk tahun 2010), Kepadatan : 1.661 jiwa/km², Desa/kelurahan : 10
desa/kelurahan.
Asal Muasal Desa Haurgeulis Indramayu adalah sebuah
kecamatan di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Kecamatan ini berada di ujung barat wilayah kabupaten
Indramayu, berbatasan langsung dengan Kabupaten Subang melalui Sungai
Cipunagara, dan juga dilalui jalur kereta api. Haurgeulis juga terkenal sebagai
kota akses utama menuju Pondok Pesantren Ma’had Al-Zaytun, yang merupakan
ponpes terbesar di Asia Tenggara.
Saat ini, Haurgeulis terbagi menjadi 10 desa. Sebelumnya,
kecamatan ini memiliki 16 desa. Namun pada tahun 2002, 6 desa (Baleraja,
Bantarwaru, Gantar, Mekarjaya, Sanca dan Situraja) memisahkan diri dan
dimekarkan menjadi kecamatan Gantar (berdasarkan ketentuan Perda Kabupaten
Indramayu No. 19 tahun 2002 tentang Penataan dan Pembentukan Lembaga Perangkat
Daerah Kabupaten Indramayu). Desa-desa yang ada di kecamatan Haurgeulis yaitu
Cipancuh, Haurgeulis, Haurkolot, Karangtumaritis, Kertanegara, Mekarjati,
Sidadadi, Sukajati, Sumbermulya dan Wanakaya.
Etimologi Nama Asal Muasal Desa Haurgeulis Indramayu berasal
dari gabungan 2 kata dalam bahasa Sunda Kuna, yaitu Haur dan Geulis. Haur
berarti bambu, sedangkan geulis berarti cantik. Jadi, nama Haurgeulis mempunyai
arti Bambu Cantik atau Pring Ayu dalam bahasa Jawa. Hali ini konon dikarenakan
wilayah kecamatan ini pada masa lampau banyak ditumbuhi oleh tumbuhan-tumbuhan
bambu yang mempunyai bentuk unik dan mempunyai manfaat yang besar bagi
masyarakat sekitar.
Cerita dan Legenda
Desa Haurgeulis Indramayu
Pada masa perawalan abad ke-16, wilayah Haurgeulis (termasuk
Gantar, Anjatan, Sukra, serta sebagian Kandanghaur dan Terisi) termasuk dalam
wilayah kekuasaan Kerajaan Sumedang Larang[2]. Sempat terjadi polemik antara
penguasa Indramayu dengan penguasa Sumedang mengenai status wilayah ini.
Menurut legenda, penguasa Indramayu (lewat Nyi Endang
Dharma) menyiapkan strategi khusus untuk bisa mendapatkan hak kekuasaan wilayah
tersebut dari Kerajaan Sumedang Larang. Nyi Endang Dharma (yang konon awalnya
adalah seorang lelaki sakti) mengubah wujud aslinya menjadi seorang wanita yang
cantik jelita. Kecantikannya membuat penguasa Sumedang saat itu, Pangeran Aria
Soeriadiwangsa I dari Ratu Harisbaya (istri kedua Prabu Geusan Ulun Adji
Putih), jatuh cinta dan berniat menikahi Nyi Endang Dharma.
Prabu Geusan tak
mengetahui bahwa wanita cantik tersebut sebenarnya adalah musuhnya. Nyi Endang
Dharma pun menerima tawaran dari Pangeran Aria Soeriadiwangsa, namun dengan
ketentuan Sang Pangeran mau memberikan untuknya wilayah yang kelak akan
dijadikan tempat tinggalnya. Tanpa berpikir panjang, Prabu Geusan yang sudah
terjebak oleh kelicikan Nyi Endang Dharma, langsung mengabulkan permintaannya
demi cintanya.
Namun setelah Prabu Geusan mengikrarkan janjinya, tiba-tiba
ia pun sadar bahwa Nyi Endang yang dicintainya adalah musuh besarnya dari
pesisir utara. Semua wilayah yang ia berikan tadipun lenyap dan jatuh ke tangan
Indramayu. Wilayah itulah yang kini menjadi daerah Haurgeulis (termasuk Gantar,
Anjatan, Sukra, serta sebagian Kandanghaur dan Terisi).
No comments:
Write comment