INDRAMAYU - Di sepanjang
aliran Cimanuk-Cisanggarung, terdapat 600 titik tanggul kritis. Dari jumlah
tersebut, baru 18 titik saja yang bisa diperbaiki pada tahun 2017. Keterbatasan
anggaran menjadi permasalahannya.
“Anggaran benar-benar sangat terbatas,” kata Kepala Bidang
Pertanahan Umum Dan Program Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
Cimanuk-Cisanggarung Agus Kuncoro.
Ia menambahkan, 600 titik itu tersebar mulai dari wilayah
Garut hingga ke Brebes Jawa Tengah. Adapun kerusakan tanggul dibagi ke dalam
tiga kategori yakni ringan, sedang, dan tinggi.
Karena minimnya anggaran, maka perbaikan pun disesuaikan
dengan tingkat kerusakannya. Jika kerusakan ringan maka hanya akan ditangani
dengan bio engineering saja. “Akan kita tanami pohon. Karena kalau semua
diperbaiki tidak mungkin juga,” katanya.
Sementara itu, jika kerusakan tanggul sudah tergolong tinggi
maka akan diperbaiki. Lebih jauh, untuk menyikapi masalah itu maka BBWS
Cimanuk-Cisanggarung kini fokus melestarikan sungai-sungai.
Cara tersebut dinilai efektif dalam mengatasi
tanggul-tanggul krisis di pinggir sungai. Selain fokus pada pelestarian, BBWS
juga akan fokus untuk memperhatikan bendungan maupun saluran irigasi.
Ketua Komunitas Relawan Independen (KRI) Indramayu, Supardi,
menyayangkan, amblesnya tanggul di Sindang tersebut. Terlebih, tanggul tersebut
baru saja selesai diperbaiki. Menurutnya, pengerjaan tanggul terkesan
dikerjakan secara asal-asalan.
“Terbukti dengan longsornya sekarang. Baru hujan dengan
intensitas sedang saja sudah hancur berantakan,” ujar dia.
Padahal, ribuan warga sekitar terancam jika tanggul tersebut
jebol. Bisa dibayangkan, lanjut Supardi, berapa banyak korban melayang jika
tanggul yang baru saja diperbaiki itu jebol terhantam aliran Sungai Cimanuk.
Tentunya, hal tersebut sangat disayangkan. Jangan sampai ada
korban jiwa dan akhirnya saling menyalahkan satu sama lain.
Sabtu kemaren, alat berat sudah diterjunkan ke lokasi
amblesnya tanggul di Kecamatan Sindang. Alat berat tersebut terpantau tengah
meratakan retakan-retakan tanggul. Nantinya, tanggul akan diperbaiki sementara
yakni dengan teknik bio engineering. Sejak amblesnya tanggul, garis polisi juga
sudah dipasang di lokasi.
Hak tersebut guna menghindari adanya warga yang masuk.
Mengingat kondisi tanggul cukup membahayakan.
Tudingan pekerjaan pembuatan baro-baro amburadul dibenarkan
juga oleh seluruh warga setempat. Malah warga meyakini kalau pekerjaan itu,
patut untuk ditindaklanjuti oleh pihak bewajib.
“Saya minta pihak bewajib segera betindak. Usut tuntas
pengusahanya. Perlu diketahui juga, pembuatan baro-baro itu menelan dana sekita
Rp 7 miliar lebih. Dana itu milik negara. Penegak hukum jangan diam saja,” kata
warga di sekitar lokasi longsornya tanggul secara serempak.
(kabarcirebon)
No comments:
Write comment