INDRAMAYU - Dikisahkan
seorang Pemuda asal Pekandangan (Indramayu) Bernama Sutajaya, merantau ke
Cirebon, di Cirebon ia kemudian melamar menjadi Prajurit Kesultanan.
Kebetulan waktu itu Cirebon sedang membutuhkan Prajurit
Jaga, dalam rangka untuk menjaga Gedong Siraradenok (Gedung Penyimpanan Senjata
Kerajaan).
Tapi apes, dalam melakukan tugas penjagaan itu, ternyata
Sutajaya malah tertidur lelap didepan pintu gerbang gedong Siraradenok.
Prajurit lain kemudian membopong Sutajaya dalam pagi harinya
untuk dikuburkan. Tapi demikian kemudian Sutajaya Brontak.
Seluruh Prajurit heran, kenapa Sutajaya masih hidup?
tersebut terdapat keris Nagarunting yang dipercaya menghisap
darah siapapun yang menjaga gedong tersebut ketika dalam keadaan tertidur.
Dianggap sakti, kemudian Prajurit lain melaporkan kejadian
tersebut kepada Sultan, Sutajaya kemudian dipanggil Sultan, dan benar saja,
pantas Sutajaya masih hidup sebab dalam pinggangnya terselip Keris Kiyai Setan
Kober, Warisan Bapaknya Ki Jebug Angrum, Seorang Majapahit yang dahulu bertugas
di Bandar Cimanuk (Indramayu).
Keris Setan Kober di Percaya penangkal keganasan Keris
Nagarunting yang dipercaya sebagai Keris sakti yang makan darah.
Selanjutnya, setelah peristiwa tersebut, kemudian Sutajaya
dinaikan pangkatnya menjadi Prajurit tingkat atas, Sutajaya kemudian juga
dilibatkan dalam membangun Cirebon termasuk didalamna terlibat dalam perang
Galuh.
Atas Jasa-jasa Sutajaya kemudian, Kesultanan Cirebon
mengangkatnya menjadi Pinangeran (Mentri) serta menganugerahinya sebuah tanah
di timur Cirebon, yang kelak tanah tersebut kemudian beliau jadikan Pedukuhan
(Desa) yang diberi nama Gebang. Selanjutna Sutajaya kemudian dikenal dengan
Arya Gebang.
Kisah mengenai Sutajaya ini dapat ditemui dalam kisah-kisah
rakyat Indramayu, dan kisah ini juga biasa dimainkan dalam kesenian Sandiwara
di Indramayu.
No comments:
Write comment