INDRAMAYU - Dahulu kala yang berkuasa di Dermayu (Indramayu) adalah
seorang raja yang mempunyai sifat pemarah. Segala permintaannya harus
dilaksanakan. Kesenangannya adalah mencari isteri. Dimana ada wanita cantik dia
akan terus berusaha untuk mendapatkannya hingga berhasil memperisteri.
Pada suatu hari Ki Gedeng dengan beberapa lurah yang ada di
kerajaan Dermayu dipanggil untuk menghadap raja. Di antaranya ada seorang lurah
yang sangat terkenal yakni Ki Gedeng Singaraja. Semua Ki Gedeng dan lurah
berkumpul di kelurahan dan raja berkata “Hai kamu semuanya, tahukah kamu tempat
wanita-wanita yang cantik?”.
Tidak seorang pun yang menjawab pertanyaan sang raja itu,
karena mereka tidak mengetahui tempat wanita yang dimaksud. Akhirnya raja
sangat marah, karena menurut perkiraannya masih banyak wanita-wanita yang
cantik, terutama di Desa Pecuk. Tak lama kemudian disuruhlah Ki Gedeng
Singaraja pergi untuk mencari wanita cantik di Desa Pecuk.
Saat rombongan Ki Gedeng Singaraja akan pergi ke Pecuk,
tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang gagah dan berperangai baik bernama
Asmajati. Laki-laki tadi datang dengan maksud untuk mencari pekerjaan di tempat
Ki Gedeng Singaraja.
Di Desa Pecuk ada seorang Ki Gede bernama Ki Tanda Warta, ia
mempunyai gadis cantik bernama Nyi Mas Tanda Warti. Selain seorang puteri
ternyata Ki Gedeng Pecuk mempunyai pamongan atau pembantu yang berbeda dengan
sifat dan rupanya manusia biasa, dia adalah Ketopeng Reges yang tidak lain
seorang raksasa.
Ketopeng Reges selalu membuat ribut orang sekampung, dia
tinggal disitu hanya berpura-pura karena maksud sebenarnya adalah ingin
mengawin puterinya. Tetapi Nyi Mas Tanda Warti bergumam “masa aku harus kawin
dengan golongan setan”.
Pada suatu hari Ki Tanda Warta, Nyi Mas Tanda Warti dan
Ketopeng Reges sedang duduk-duduk, dengan tidak diketahui sebelumnya tiba-tiba
datanglah utusan dari Kaotan (Raja Dermayu). Pada waktu itu Asmajati tidak mau
singgah tempat yang dituju utusan raja. Maksud utusan itu dikatakan kepada Ki
Tanda Warta yakni ingin melamar puterinya.
Setelah ditanya kepada puterinya, dia mau dijadikan
permaisuri raja Dermayu, tetapi dia mempunyai permintaan yakni mau dijadikan
isteri raja asalkan semua utusan itu dapat membunuh Ketopeng Reges, demikian
ucap Nyi Mas Tanda Warti.
Mendengar jawaban puteri tadi, Ketopeng Reges berkata
“Seandainya kau tolak permohonan itu, beranikah raja Dermayu mengancammu”.
Ucapan Ketopeng Reges membuat utusan dari Dermayu marah, kemudian Ketopeng
Reges dibanting oleh utusan Raja Dermayu, hingga akhirnya terjadi peperangan
antara utusan Dermayu dengan Ketopeng Reges.
Melihat kejadian tersebut Ki Gedeng Singaraja meminta
bantuan Asmajati. Dia berkata kepada Asmajati bahwa barang siapa yang bisa
membunuh Ketopeng Reges maka dia bisa memperisteri Nyi Mas Tanda Warti.
Mendengar perkataan dari Ki Gedeng Singaraja tersebut
Asmajati langsung menghadapi Ketopeng Reges. Karena kesaktian Asmajati maka
Ketopeng Reges bisa dikalahkan olehnya. Tetapi setelah perang berakhir sang
puteri tidak mau menikah dengan raja Dermayu.
Ki Gedeng Singaraja lalu melaporkan hal tersebut kepada Raja
Dermayu, tetapi akhirnya Nyi Mas Tanda Warti dibawa paksa dan diserahkan kepada
Raja Dermayu. Tetapi dengan kepandaiannya Nyi Mas Tanda Warti bisa meloloskan
diri dan ikut dengan Asmajati. Akhirnya Asmajati diberi hukuman oleh beberapa
lurah tetapi karena kesaktiannya dia bisa melarikan diri bersama Nyi Mas Tanda
Warti.
Beberapa hari kemudian tersebutlah di suatu tempat seorang
tokoh bernama Ki Gedeng Grogol. Dia mempunyai tiga orang anak yang semuanya
laki-laki. Masing-masing bernama Raden Suralea, Raden Kapetakan dan yang bungsu
Raden Lemaju yang mempunyai isteri bernama Nyi Warna Kersa yang memiliki nama
lain yakni Nyi Tenajar.
Berita tentang Dermayu yang kurang aman akhirnya sampai juga
ke telinga Ki Gedeng Grogol. Dengan demikian maka disuruhlah anak-anaknya
Suralea dan Kapetakan untuk menjaga isteri Lemaju yang sangat cantik jelita
karena Lemaju ternyata bertugas di Dermayu.
Setelah kedua kakaknya datang, si isteri Lemaju pergi ke air
untuk membersihkan beras. Tiba-tiba lewatlah utusan raja dan disangkanya puteri
Nyi Mas Tanda Warti. Maka dibawalah isteri dari Lemaju tersebut ke Dermayu.
Pada waktu itu Lemaju sedang bertugas menjaga keamanan di
Dermayu. Dia selintas melihat isterinya di bawa ke tempat raja, dan raja
Dermayu rupanya tertarik dengan puteri yang tidak lain adalah isterinya Lemaju.
Tetapi karena Lemaju seorang bawahan maka dia akhirnya merelakan isterinya
dijadikan isteri raja.
Tetapi kedua kakaknya tidak rela melihat hal tersebut.
Akhirnya terjadilah peperangan antara kedua laki-laki dengan raja Dermayu dan
bisa mengalahkan keduanya. Lemaju akhirnya menyerahkan isterinya asalkan dengan
syarat yakni :
1. Kaotan sesudah diberi puteri itu tidak boleh menikah lagi.
2. Harus mau menjalankan syariat Islam
3. Mulai saat itu Kaotan harus sembahyang.
Mendengar syarat-syarat itu raja Dermayu menjadi murka,
syarat pertama dan kedua mau dilakukan tetapi dia tidak mau melakukan syarat
ketiga. Dia mau melakukannya asalkan air yang dipakai untuk berwudhu adalah air
darah Lemaju.
Walaupun demikian Lemaju bersedia untuk disembelih. Melihat
hal tersebut sang isteri pingsan tetapi akhirnya raja Dermayu masuk Islam.
Tetapi sebenarnya hanya ingin menikah dengan isterinya Lemaju.
Raden Suralea dan Raden Kapetakan yang berada di Grogol
mendengar tentang kematian Lemaju langsung marah dan meminta Nyi Wana Kersa
untuk mencari kepala suaminya. Dengan tidak disangka-sangka ditemukan kepala
suaminya dan kemudian dibawa lari.
Melihat kelakuan isterinya, sang Raja Dermayu marah sekali,
kemudian puteri tadi dikejarnya. Karena musuhnya seorang wanita sebenarnya sang
raja merasa malu tetapi dia akhirnya tetap mengejar juga. Puteri tersebut masuk
ke lorong-lorong tegalan untuk bersembunyi. Tempat yang jadi persembunyian
puteri Nyi Wana Kersa tersebut akhirnya jadi nama desa yakni Tegalurung.
Nyi Wana Kersa terus berlari dan bersembunyi di balong atau
kolam, maka tempat persembunyinya tersebut dinamakan Balongan. Wana Kersa
kemudian lari menuju tegalan-tegalan dan sekarang desa tempat sembunyi di
tegalan tersebut dinamakan Desa Tegalsembadra.
Wana Kersa waktu nafasnya tersengal-sengal seakan-akan akan
mati dan dia minta pertolongan kepada Allah SWT agar diberi umur yang panjang
untuk menjalani hidup, maka desa tersebut dinamakan Sukaurip (urip artinya
hidup).
Sesudah beberapa desa dilewati akhirnya dia berhenti di
suatu tempat untuk beristirahat dan tempat tersebut dinamakan Sudimampir.
Kemudian Wana Kersa meneruskan perjalanannya dan lari menuju ke sebuah tugu
akhirnya tempat itu dinamakan Desa Tugu.
Setelah beberapa tempat dilewati akhirnya Wana Kersa
sampailah di tempat yang dituju yakni Grogol. Sesampainya di tempat itu kepala
Lemaju akhirnya diserahkan kepada ayahnya. Karena kesaktian ayahnya Ki Gedeng
Grogol, tiba-tiba Lemaju yang sudah meninggal bisa hidup kembali dan Wana Kersa
bisa hidup bahagia dengan Lemaju. Cerita ini dikutip dari Buku Sejarah
Indramayu karya H.A Dasuki.
No comments:
Write comment