INDRAMAYU – Rentang
waktu yang terlalu lama antara masa pendaftaran dengan waktu pemilihan calun
kuwu (kepala desa), ternyata berimbas. Para calon kuwu saat ini banyak yang
mengeluh. Bahkan tak sedikit yang menjerit. Mengapa? Karena, mereka mau tidak
mau harus meladeni tamu (masyarakat) yang datang ke rumah setiap malam. Hal ini
sudah tentu akan menambah beban biaya.
Anggota Komisi X DPR RI H Dedi Wahidi mengungkapkan, dirinya
banyak menerima keluhan dari calon kuwu. Terutama terkait jeda waktu yang
terlalu lama, antara masa pendaftaran dengan saat pemilihan. “Saya kira, ke
depan harus dilakukan evaluasi soal jadwal. Rentang waktu antara saat
pendaftaran dengan pemilihan jangan terlalu lama. Karena, ini bukan pemilu
legislatif yang wilayah pemilihannya sangat luas dan butuh sosialisasi lama,”
ujar Dewa, sapaan Dedi Wahidi.
Dikatakannya, akibat rentang waktu yang terlalu lama,
ditengarai banyak calon kuwu yang merasa terbebani. Akibatnya, mereka banyak
yang terpaksa keluar rumah, untuk menghindari tamu yang terus menerus datang.
Apalagi, mereka kebanyakan datang untuk meminta sesuatu yang kental dengan
sebutan curnis (kucur manis) kepada calon kuwu. Baik untuk kepentingan pribadi
maupun keluarga. Padahal, kalau rentang waktu bisa dipersingkat, tentunya beban
calon kuwu juga akan lebih ringan.
Mantan wakil bupati Indramayu yang pernah berpasangan dengan
Yance tersebut menilai, pemilihan kuwu serentak dikatakannya baik. Bahkan, akan
lebih baik lagi kalau dilakukan serentak untuk semua desa di Kabupaten
Indramayu. Dia juga menyambut baik karena saat ini tidak ada biaya pendaftaran
bagi calon kuwu. Sehingga, semakin banyak yang ikut mendaftar. “Saya kira yang
perlu untuk diperbaiki adalah soal rentang waktu antara saat pendaftaran dengan
pemilihan, harus dipersingkat,” ujarnya. (radar cirebon)
No comments:
Write comment