INDRAMAYU --
Memasuki pertengahan Desember 2017, penyerapan beras oleh Bulog Indramayu,
berakhir. Berbagai kendala yang dihadapi sepanjangtahun ini membuat target
penyerapan hanya tercapai 60 persen.
Kepala Bulog Sub Divre Indramayu, Asep Buhori menyebutkan,
capaian serapan Bulog pada tahun ini hanya sekitar 60 ribu ton setara beras.
Jumlah itu setara dengan 60 persen dari target 100 ribu ton. "Ya meleset
dari target, sangat jauh," ujar Asep, Rabu (20/12).
Selain tak sesuai target, realisasi penyerapan tahun ini pun
jauh dari serapan 2016 lalu. Pada tahun lalu, serapan bisa mencapai 120 ribu
ton.
Asep menjelaskan, tidak tercapainya target serapan tahun ini
disebabkan oleh berbagai hal. Di antaranya serangan hama kerdil hampa (klowor),
yang menyebabkan produksi padi milik petani jadi menurun.
Selain itu, lanjut Asep, jauhnya selisih harga gabah dan
beras dipasaran dengan harga pembelian pemerintah (HPP) juga membuat penyerapan
Bulog jadi sulit. Pasalnya, petani lebih memilih menjual gabahnya ke pasaran
dibandingkan ke Bulog.
Seperti misalnya, HPP beras Bulog hanya dipatok Rp 7.300 per
kg yang kemudian naik menjadi Rp 8.030per kg. Sedangkan harga di pasaran
mencapai Rp 8.500 per kg.
Tak hanya itu, harga gabah kering giling (GKG) di tingkat
petani mencapai di kisaran Rp6.500 per kg. Harga itu jauh lebih tinggi
dibandingkan harga pembelianpemerintah (HPP) GKG di gudang Bulogyang hanya Rp 4.650 per kg dan
dinaikkan 10 persen menjadi Rp 5.115 per kg.
(republika)
No comments:
Write comment