DENPASAR --
Organisasi kemasyarakatan (ormas) Laskar Bali menyampaikan permohonan maaf
kepada seluruh masyarakat Melayu, khususnya Muslim di Riau atas peristiwa yang
dialami Ustaz Abdul Somad di Bali beberapa waktu lalu.
Sekretaris Jenderal Laskar Bali, I Ketut Ismaya mengatakan
dirinya berharap ke depannya persaudaraan sebangsa dan setanah air semakin
erat. "Kepada saudara kami di Riau yang sangat kami hormati. Kami umat
Hindu di Bali sangat cinta damai, sangat cinta toleransi. Kami tidak bermaksud
mengintimidasi ustaz. Kami salah paham karena kami tidak tahu. Saudara Muslim
kami di Riau, jagalah kami, jagalah umat Hindu di Riau juga. Kami pun akan
terbuka menjaga masyarakat Riau yang datang ke Bali. Semoga persaudaraan ini
dipererat kembali," kata Ismaya dijumpai Republika.co.id di Sanur,
Denpasar, Senin (11/12) petang.
Ismaya mengatakan Laskar Bali bukan bagian dari Komponen
Rakyat Bali (KRB) yang menolak rencana safari dakwah Ustaz Somad sedari awal.
Ini karena dirinya telah mendapat informasi langsung dari pihak kepolisian yang
menyebutkan Ustaz Somad adalah seorang yang cinta NKRI, tidak memiliki catatan
kriminal, dan juga pegawai negeri sipil (PNS) yang dikenal baik.
Laskar Bali, sebut pimpinan ormas yang beristrikan seorang
Muslim ini, tidak pernah dilibatkan dalam komunikasi, mediasi, dan fasilitasi
sebelum kedatangan Ustaz Somad di Bali. Mediasi itu sempat disinggung senator
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Bali, Arya Wedakarna dalam sebuah
wawancara langsung di salah satu televisi swasta.
Hal ini yang menjadi alasan Laskar Bali tidak ikut berunjuk
rasa ke Hotel Aston Denpasar, tempat Ustaz Somad menginap pada Jumat (8/12).
Kondisi berubah ketika Ismaya menerima panggilan telepon sekitar pukul 17.00
WITA dari salah satu perwakilan KRB yang menyampaikan Ustaz Somad tidak
bersedia mencium Bendera Merah Putih dan tidak mau menyanyikan lagu kebangsaan
'Indonesia Raya.'
Ustaz Somad justru akan meninggalkan Bali pada hari yang
sama dan batal mengisi tablig akbar.
"Ini yang membuat saya agak marah dan bersama beberapa
anggota merengsek masuk ke dalam hotel dengan tujuan bertemu langsung dengan
Ustaz Somad. Tongkat komando saya dipegang salah satu anggota karena pada waktu
itu saya sedang tidak berpakaian resmi organisasi. Kami memaksa masuk karena
ingin duduk bersama, berdialog, dan bertanya pada beliau. Jika kami bermaksud
sweeping, massa Laskar Bali yang datang pasti sangat banyak," kata Ismaya.
Pertemuan di sebuah ruangan di Hotel Aston Denpasar berakhir
damai. Ustaz Somad bersedia mencium bendera dan mereka bersama-sama menyanyikan
lagu Indonesia Raya, dengan syarat sesuai permintaan ustaz, tidak ada kamera
foto dan kamera video.
Ismaya pun menyampaikan permintaan maafnya kepada Ustaz
Somad dan Laskar Bali berkomitmen menjadi pelindung safari dakwah Ustaz Somad
di Bali. Saksi yang hadir pada waktu itu adalah Kapolresta Denpasar, Dandim
Badung, Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Bali, perwakilan KRB, dan
panitia acara.
Ismaya juga sempat memberikan pernyataan pada saat mediasi
di lokasi. Pernyataan yang ditujukannya kepada Ustaz Somad itu berupa
permohonan maaf atas kesalahpahaman yang sudah terjadi.
"Kami ini orang Bali. Jumlah kami umat Hindu sedikit.
Maka dari itu, kami menganggap umat lain yang datang ke Bali sebagai saudara
kami yang ikut serta menjaga Bali. Siapa lagi yang mau menjaga Bali jika kami
tak mau berkeluarga dan bersaudara dengan umat lain? Saya pun menitipkan pesan
kepada ustaz saat itu supaya membimbing kami dan menjaga kami," papar
Ismaya.
Pria bernama lengkap Ketut Putra Ismaya Jaya ini meminta
kepada media, ulama, kiai, ustaz, serta para sepuh dan guru seluruh Indonesia
untuk membuka pintu hati melihat kebenaran dari seluruh pemaparannya. Laskar
Bali tak ingin memperkeruh suasana yang hanya akan merugikan Bali sendiri.
"Kami di Bali tidak punya apa-apa. Kami tidak punya
tambang. Kami tidak punya batubara. Kami tidak punya pabrik. Kami tidak punya
kelapa sawit. Yang kami andalkan adalah pariwisata kami. Kenyamanan dan
keamanan yang kami perlukan di sini. Jika kami ada masalah, hancurlah kami,
sepilah Bali," ujarnya.
(republika)
No comments:
Write comment