INDRAMAYU - Ketua
Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar berorasi di depan ribuan
santri di Pondok Pesantren Daarul Maarif, Kabupaten Indramayu. Ia hadir di
tengah acara Holaqoh Ulama se-Indramayu dan Cirebon, Sabtu 16 Desember 2017.
Dalam sambutannya, tokoh PKB yang akrab disapa Cak Imin ini
menyinggung ungkapan seorang cekdekiawan Islam 20 tahun lalu, Prof (alm)
Nurholis Madjid, atas predikisinya bahwa di era 2030-an kaum santri akan
menentukan kendali dan warna bangsa Indonesia. Kendali itu mulai dari
kepemimpinan formal hingga kepemimpinan masyarakat.
Menurut dia, prediksi itu semakin menuju pada kenyataan yang
saat ini makin bisa dirasakan, di mana kaum santri sudah mengambil peran
penting dalam menentukan masa depan pembangunan serta tatanan kehidupan
berbangasa dan bernegara.
"Kita lihat geliat itu nampak. Kader santri yang masuk
ke tatanan formal mauapun informal. Oleh itu, mulai 2019 Insya Allah kaum
santri bisa menentukan arah perubahan bangsa ini. Kaum santri muncul dalam
sikap dan pikiran maupun orientasi yang berpijak pada ajaran dan norma yang
berada di tanah air kita," papar Cak Imin dalam siaran pers yang dikirim
ke "PR".
Ia pun sekaligus mengajak seluruh kaum santri di Indonesia
untuk menyongsong dan menyiapkan diri untuk membangun bangsa ini. Sebab, jika
santri memimpin bangsa, maka akan bisa lebih mewarnai tatanan negara.
Dua pertempuran
Saat ini, papar dia, ada dua pertempuran yang berbasis
ideologi sebelah kiri berpijak pada pluralisme. Ditarik lagi ke kiri sampai
pada liberalisme yang hari ini sedang dialami bangsa Indonesia. Sehingga
demokrasi ekonomi yang berbasis pasar telah menunjukkan kesenjangan.
"Kalau paradigma Rhoma Irama, yang kaya tambah kaya,
yang miskin tambah miskin," katanya.
Sedangkan ideologi yang paling kanan, berarah pada gerakan
radikalisme, yang akan berujung pada fundamentalisme dan radikalisme. Jika
dibiarkan, menurut dia, ideologi ini akan berujung pada peperangan.
"Terbukti di
timur tengah, negara tidak berdaya, pemerintah tidak bisa mengendalikan pasar.
Maka generasi milenial akan kesulitan untuk mendapatkan tempat yang layak.
Untungnya di Indonesia masih relatif terjaga dan terawat dengan baik,"
katanya.
Maka, lanjut dia, dari dua kutub ini kaum santri ini harus
menjadi solusi dari dua pertarungan idwologi tersebut. Untuk itu pesanteren
harus menjadi solusi, dengan semangat santri ahlusunnah wal jamaah.
"Kita harus punya persiapan, harus ada pelajaran sejarah
yang komprehensif," tegasnya.
Maka, ia meminta Partai Kebangkitan Bangsa harus mampu
menentukan arah perjungan yang bukan hanya teori, tetapi implementasi. NU
sebagai induk ummat Islam harus bersatu padu menjalin ukhuwwah Islamiah,
wattohniah, dan ukhuwah insaniah.
"Untuk tahun 2019 mendatang dalam gerakan politiknya,
saya minta anak pesantren untuk dididik menjadi subyek ekonomi. Kaum santri
harus merebut kemenangangan dengan merebut aset-aset negara kita,"
katanya.
(pikiran rakyat)
No comments:
Write comment